Kamis, 23 Juni 2016

UNSUR BUDAYA UNIVERSAL TERHADAP PERILAKU SOSIAL MANUSIA



7 UNSUR BUDAYA UNIVERSAL TERHADAP PERILAKU SOSIAL MANUSIA
C. Kluckhohn merupakan ahli antropologi pertama yang merumuskan 7 unsur budaya dalam karyanya yang berjudul Universal Categories of Culture (1953). Ia berkeyakinan bahwa unsur-unsur budaya ini pasti terdapat dalam masyarakat mana pun. Ketujuh unsur budaya yang bersifat universal itu adalah:
1.      Sistem religi (sistem kepercayaan)
Unsur ini sangat dibutuhkan oleh manusia terutama untuk menjawab ketidakberdayaan manusia dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan yang sulit diterima akal. Agama juga berfungsi untuk mengatur kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Penciptanya.
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta muncul karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa. Ini merupakan unsur budaya yang cukup penting dalam mempengaruhi tingkah laku manusia. Sistem religi merupakan pedoman utama bagi manusia dalam bertingkah laku. Setiap kepercayaan pasti memiliki perintah dan larangannya masing-masing dan itulah yang mempengaruhi mereka dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Penganut agama Hindu misalnya, akan rutin bersembahyang di Pura, penganut agama Islam akan rutin sholat di Masjid, penganut agama Kristen dan Katolik akan rutin beribadah di Gereja. Selain itu ajaran-ajaran agama juga akan mempengaruhi cara individu berperilaku, misalnya agama Islam melarang penganutnya untuk meminum minuman keras, sehingga hal itu membuat penganut agama Islam yang taat tidak memiliki kebiasaan minum-minum atau mabuk-mabukan.
Secara umum, setiap agama pasti mengajarkan penganutnya untuk berbuat baik kepada sesama manusia. Ajaran ini membuat seorang penganut agama yang taat akan cenderung berperilaku baik terhadap sesamanya dengan menunjukkan perilaku saling menolong dan saling menghargai.
2.      Sistem pengetahuan
Sistem ini berfungsi untuk menjawab kebutuhan manusia akan rasa ingin tahu. Dengan pengetahuan, manusia dapat memenuhi segala macam kebutuhan hidupnya. Melalui rasa ingin tahu, manusia melakukan penyelidikan-penyelidikan, mulai dari penyelidikan sederhana, sampai penyelidikan yang lebih sistematis, yang biasa disebut penelitian. Melalui penelitian, manusia memiliki banyak pengetahuan baru tentang kehidupan, misalnya tentang penyakit. Ketika mengidap penyakit tertentu yang telah diketahui sebab dan pengobatannya, maka seseorang tidak akan menunjukkan perilaku yang menggambarkan tingkat kekhawatiran yang tinggi lagi, dibanding ketika tidak ada pengetahuan yang cukup tentang penyakit yang dideritanya.
3.      Sistem teknologi (sistem peralatan dan perlengkapan hidup manusia)
Unsur ini selanjutnya bisa disebut sebagai teknologi. Unsur ini juga mempunyai fungsi yang sangat penting bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Dengan teknologi, manusia semakin mudah memenuhi segala kebutuhan. Teknologi memang sangat mempengaruhi perilaku manusia. Sebelum gadget berkembang begitu pesat seperti saat ini, orang-orang lebih sering saling bertemu untuk berbagi kisah atau untuk urusan-urusan komunikasi lain. Sementara saat ini, tanpa bertemu pun, orang-orang sudah dapat berkomunikasi dengan baik. Bahkan mirisnya adalah, saat ini, orang-orang tidak lagi begitu peduli dengan lingkungan “nyata”nya, mereka lebih sering berkutat dengan gadget mereka dan tenggelam dalam kesibukan di dunia “maya”.
4.      Sistem ekonomi (sistem mata pencaharian)
Sistem ekonomi mencakup bagaimana hubungan manusia atau lembaga dengan siklus kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi  berlangsung dalam masyarakat. Beberapa sistem ekonomi yang dianut negara-negara di dunia antara lain sistem ekonomi tradisional, liberal-kapitalis, sosialis-komunis dan sistem ekonomi campuran. Pada umumnya, sistem tradisional sudah tidak berlaku dan hanya dianut oleh negara yang belum maju dan mulai ditinggal, misalnya Etiopia. Selain itu, sistem ekonomi tradisional juga dapat ditemukan di daerah pelosok Indonesia, seperti suku Badui dalam. Dalam aktivitas sehari-hari, mereka masih memberlakukan barter dan menggunakan prinsip semata-mata untuk memenuhi kebutuhan pokok dan mempertahankan tradisi.
            Dengan menyoroti masyarakat Badui, kita dapat melihat bagaimana sistem ekonomi tradisional mempengaruhi corak tingkah laku masyarakat yang menganutnya. Karena prinsip tradisional masih sebatas untuk memenuhi kebutuhan pokok, mereka cenderung lebih sederhana dalam hal produksi dan konsumsi. Tingkah laku yang mereka tunjukkan jauh dari hedonisme dan sangat mengagungkan tradisi setempat. Bagi mereka, terpenuhinya sandang, pangan, dan papan telah memberi kesejahteraan secara jasmani dan rohani sehingga kita jarang mengenal mereka menunjukkan tingkah laku yang rakus, tamak, dan materialistis. Sistem tradisional memengaruhi mereka untuk menjadi masyarakat yang sederhana, sangat menghargai alam, menjaga relasi sosial yang baik dengan sesama warga. Namun hal ini pula yang memicu mereka kurang terbuka pada budaya luar sehingga sulit berbaur.
5.      Sistem kemasyarakatan (sistem sosial/kekerabatan)
Sistem kemasyarakatan adalah pengelompokan orang–orang dalam suatu masyarakat dan hubungan antara individu dalam kelompok yang sama maupun kelompok berbeda. Sistem kemasyarakatan berbeda pada setiap daerah, namun biasanya klasifikasi didasarkan pada perbedaan tingkat umur, perbedaan pangkat dan jabatan, serta perbedaan status sosial. Pada kebudayaan Timur, sistem kemasyarakatan biasanya menekankan pada tingkat umur, berbeda dengan orang Barat yang tidak terlalu membeda-bedakan individu dalam masyarakatnya. Misalnya, orang Indonesia cenderung mengelompokkan masyarakatnya berdasarkan umur. Dalam kehidupan sehari-hari, tampak perlakuan yang cukup berbeda terhadap anak-anak, remaja, dewasa, dan lanjut usia. Anak-anak dan remaja Indonesia diajarkan untuk berlaku sopan dan menghormati orang yang lebih tua. Hal ini pula yang menyebabkan adanya panggilan kekerabatan yang mengikuti norma-norma kesopanan yang cukup beragam di setiap daerah.
Pemberlakuan sistem kemasyarakatan dengan mengacu pada perbedaan tingkat umur mempengaruhi tingkah laku masyarakat Indonesia dalam interaksi sehari-hari. Panggilan kekerabatan tidak hanya diberlakukan bagi kerabat atau keluarga yang sebenarnya, melainkan pada semua orang. Masyarakat Indonesia terkenal sopan dan ramah karena adanya norma kesopanan yang membentuk karakter mereka untuk bersikap hormat pada orang yang lebih tua. Tidak heran para turis mancanegara cenderung merasa dihormati ketika berinteraksi dengan anak atau remaja lokal karena mereka melihat perbedaan yang jelas dalam hal kesopanan jika dibandingkan dengan masyarakat di negara asal mereka.
6.      Bahasa
Bahasa menjadi alat komunikasi yang relatif menetap pada setiap individu sejak ia dilahirkan. Bahasa primer yang dipelajari sejak masa perkembangan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingkah laku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Misalnya, pada masyarakat Sunda terdapat tingkatan bahasa berdasarkan kehalusan maknanya. Masyarakat Sunda menggunakan tingkatan yang berbeda ketika menghadapi lawan bicara berdasarkan tingkat usia dan keakraban hubungan. Hal ini tampak dari penggunaan bahasa yang mereka gunakan terhadap orang yang lebih tua, terhadap teman sebaya, terhadap orang yang dikenal akrab, dan terhadap orang asing. Tingkah laku yang ditunjukkan terutama dalam cara bicara ini didasari oleh pengaruh pemberlakuan budaya secara hierarkis yang mereka pelajari sejak lahir.
7.      Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik, manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka, sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan kebutuhan itu. Contohnya adalah seni rupa, seni suara, dan seni gerak.
Kesenian Jepang “Oshibana” merupakan seni hias asal Jepang dengan menggunakan bahan daun atau bunga kering yang ditekan atau ditempel setelah dikeringkan. Esensi dari kerajinan ini adalah orang akan lebih teliti dan ulet, serta dapat mengubah sikap pengerajin menjadi lebih bijak secara filosofis. Jadi, hal ini juga dapat mempengaruhi tingkah laku bangsa Jepang. Ketika seseorang menjadi lebih bijak, maka ia akan lebih berhati-hati dalam menanggapi lawan bicaranya, agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi. Ia juga akan mampu berkomunikasi yang baik, yang sederhana, yang memudahkan lawan bicaranya untuk memahami apa yang ia sampaikan.
Karena sifat universalnya, suatu masyarakat yang seprimitif apa pun kebudayaannya tetap memiliki ketujuh unsur budaya yang telah disebutkan. Yang membedakannya hanya tingkat kompleksitasnya. Semakin modern kebudayaan suatu masyarakat, ketujuh unsur kebudayaan itu semakin berkembang. Keterkaitan satu sama lain juga semakin rumit. Contoh, unsur budaya teknologi pada masyarakat primitif biasanya hanya berupa peralatan untuk menunjang kegiatan mencari makan. Berbeda dengan masyarakat modern yang budaya teknologinya dapat ditemukan di setiap aspek kehidupan, tak hanya sebatas kegiatan untuk mencari makan.
Unsur kebudayaan yang ada dalam masyarakat memiliki fungsi untuk memuaskan suatu rangkaian hasrat atau naluri akan kebutuhan hidup manusia yang disebut basic human needs.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar