7 UNSUR BUDAYA UNIVERSAL TERHADAP
PERILAKU SOSIAL MANUSIA
C.
Kluckhohn merupakan ahli antropologi pertama yang merumuskan 7 unsur budaya
dalam karyanya yang berjudul Universal
Categories of Culture (1953). Ia berkeyakinan bahwa unsur-unsur budaya ini
pasti terdapat dalam masyarakat mana pun. Ketujuh unsur budaya yang bersifat
universal itu adalah:
1.
Sistem
religi (sistem kepercayaan)
Unsur
ini sangat dibutuhkan oleh manusia terutama untuk menjawab ketidakberdayaan
manusia dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan yang sulit diterima akal.
Agama juga berfungsi untuk mengatur kehidupan manusia dalam hubungannya dengan
Penciptanya.
Kepercayaan
manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta muncul karena kesadaran bahwa ada
zat yang lebih dan Maha Kuasa. Ini merupakan unsur budaya yang cukup penting
dalam mempengaruhi tingkah laku manusia. Sistem religi merupakan pedoman utama
bagi manusia dalam bertingkah laku. Setiap kepercayaan pasti memiliki perintah
dan larangannya masing-masing dan itulah yang mempengaruhi mereka dalam
menjalankan aktivitas sehari-hari.
Penganut agama Hindu misalnya, akan rutin
bersembahyang di Pura, penganut agama Islam akan rutin sholat di Masjid,
penganut agama Kristen dan Katolik akan rutin beribadah di Gereja. Selain itu
ajaran-ajaran agama juga akan mempengaruhi cara individu berperilaku, misalnya
agama Islam melarang penganutnya
untuk meminum minuman keras, sehingga hal itu membuat penganut agama Islam yang
taat tidak memiliki kebiasaan minum-minum atau mabuk-mabukan.
Secara
umum, setiap agama pasti mengajarkan penganutnya untuk berbuat baik kepada
sesama manusia. Ajaran ini membuat seorang penganut agama yang taat akan
cenderung berperilaku baik terhadap sesamanya dengan menunjukkan perilaku
saling menolong dan saling menghargai.
2.
Sistem
pengetahuan
Sistem
ini berfungsi untuk menjawab kebutuhan manusia akan rasa ingin tahu. Dengan
pengetahuan, manusia dapat memenuhi segala macam kebutuhan hidupnya. Melalui
rasa ingin tahu, manusia melakukan penyelidikan-penyelidikan, mulai dari
penyelidikan sederhana, sampai penyelidikan yang lebih sistematis, yang biasa
disebut penelitian. Melalui penelitian, manusia memiliki banyak pengetahuan
baru tentang kehidupan, misalnya tentang penyakit. Ketika mengidap penyakit
tertentu yang telah diketahui sebab dan pengobatannya, maka seseorang tidak
akan menunjukkan perilaku yang menggambarkan tingkat kekhawatiran yang tinggi
lagi, dibanding ketika tidak ada pengetahuan yang cukup tentang penyakit yang
dideritanya.
3.
Sistem
teknologi (sistem peralatan dan perlengkapan hidup manusia)
Unsur
ini selanjutnya bisa disebut sebagai teknologi. Unsur ini juga mempunyai fungsi
yang sangat penting bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Dengan teknologi, manusia
semakin mudah memenuhi segala kebutuhan. Teknologi memang sangat mempengaruhi
perilaku manusia. Sebelum gadget berkembang
begitu pesat seperti saat ini, orang-orang lebih sering saling bertemu untuk
berbagi kisah atau untuk urusan-urusan komunikasi lain. Sementara saat ini, tanpa
bertemu pun, orang-orang sudah dapat berkomunikasi dengan baik. Bahkan mirisnya
adalah, saat ini, orang-orang tidak lagi begitu peduli dengan lingkungan
“nyata”nya, mereka lebih sering berkutat dengan gadget mereka dan tenggelam dalam kesibukan di dunia “maya”.
4.
Sistem
ekonomi (sistem mata pencaharian)
Sistem
ekonomi mencakup bagaimana hubungan manusia atau lembaga dengan siklus kegiatan
produksi, distribusi, dan konsumsi
berlangsung dalam masyarakat. Beberapa sistem ekonomi yang dianut
negara-negara di dunia antara lain sistem ekonomi tradisional,
liberal-kapitalis, sosialis-komunis dan sistem ekonomi campuran. Pada umumnya,
sistem tradisional sudah tidak berlaku dan hanya dianut oleh negara yang belum
maju dan mulai ditinggal, misalnya Etiopia. Selain itu, sistem ekonomi
tradisional juga dapat ditemukan di daerah pelosok Indonesia, seperti suku
Badui dalam. Dalam aktivitas sehari-hari, mereka masih memberlakukan barter dan
menggunakan prinsip semata-mata untuk memenuhi kebutuhan pokok dan
mempertahankan tradisi.
Dengan menyoroti masyarakat Badui,
kita dapat melihat bagaimana sistem ekonomi tradisional mempengaruhi corak
tingkah laku masyarakat yang menganutnya. Karena prinsip tradisional masih
sebatas untuk memenuhi kebutuhan pokok, mereka cenderung lebih sederhana dalam
hal produksi dan konsumsi. Tingkah laku yang mereka tunjukkan jauh dari
hedonisme dan sangat mengagungkan tradisi setempat. Bagi mereka, terpenuhinya
sandang, pangan, dan papan telah memberi kesejahteraan secara jasmani dan
rohani sehingga kita jarang mengenal mereka menunjukkan tingkah laku yang
rakus, tamak, dan materialistis. Sistem tradisional memengaruhi mereka untuk
menjadi masyarakat yang sederhana, sangat menghargai alam, menjaga relasi
sosial yang baik dengan sesama warga. Namun hal ini pula yang memicu mereka
kurang terbuka pada budaya luar sehingga sulit berbaur.
5.
Sistem
kemasyarakatan (sistem sosial/kekerabatan)
Sistem
kemasyarakatan adalah pengelompokan orang–orang dalam suatu masyarakat dan
hubungan antara individu dalam kelompok yang sama maupun kelompok berbeda.
Sistem kemasyarakatan berbeda pada setiap daerah, namun biasanya klasifikasi
didasarkan pada perbedaan tingkat umur, perbedaan pangkat dan jabatan, serta
perbedaan status sosial. Pada kebudayaan Timur, sistem kemasyarakatan biasanya
menekankan pada tingkat umur, berbeda dengan orang Barat yang tidak terlalu
membeda-bedakan individu dalam masyarakatnya. Misalnya, orang Indonesia
cenderung mengelompokkan masyarakatnya berdasarkan umur. Dalam kehidupan
sehari-hari, tampak perlakuan yang cukup berbeda terhadap anak-anak, remaja,
dewasa, dan lanjut usia. Anak-anak dan remaja Indonesia diajarkan untuk berlaku
sopan dan menghormati orang yang lebih tua. Hal ini pula yang menyebabkan
adanya panggilan kekerabatan yang mengikuti norma-norma kesopanan yang cukup
beragam di setiap daerah.
Pemberlakuan sistem kemasyarakatan dengan mengacu
pada perbedaan tingkat umur mempengaruhi tingkah laku masyarakat Indonesia
dalam interaksi sehari-hari. Panggilan kekerabatan tidak hanya diberlakukan
bagi kerabat atau keluarga yang sebenarnya, melainkan pada semua orang.
Masyarakat Indonesia terkenal sopan dan ramah karena adanya norma kesopanan
yang membentuk karakter mereka untuk bersikap hormat pada orang yang lebih tua.
Tidak heran para turis mancanegara cenderung merasa dihormati ketika
berinteraksi dengan anak atau remaja lokal karena mereka melihat perbedaan yang
jelas dalam hal kesopanan jika dibandingkan dengan masyarakat di negara asal
mereka.
6. Bahasa
Bahasa
menjadi alat komunikasi yang relatif menetap pada setiap individu sejak ia
dilahirkan. Bahasa primer yang dipelajari sejak masa perkembangan menjadi salah
satu faktor yang mempengaruhi tingkah laku individu dalam berinteraksi dengan
lingkungannya. Misalnya, pada masyarakat Sunda terdapat tingkatan bahasa
berdasarkan kehalusan maknanya. Masyarakat Sunda menggunakan tingkatan yang
berbeda ketika menghadapi lawan bicara berdasarkan tingkat usia dan keakraban
hubungan. Hal ini tampak dari penggunaan bahasa yang mereka gunakan terhadap
orang yang lebih tua, terhadap teman sebaya, terhadap orang yang dikenal akrab,
dan terhadap orang asing. Tingkah laku yang ditunjukkan terutama dalam cara
bicara ini didasari oleh pengaruh pemberlakuan budaya secara hierarkis yang
mereka pelajari sejak lahir.
7. Kesenian
Setelah
memenuhi kebutuhan fisik, manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi
kebutuhan psikis mereka, sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan
kebutuhan itu. Contohnya adalah seni rupa, seni suara, dan seni gerak.
Kesenian Jepang “Oshibana” merupakan seni hias asal
Jepang dengan menggunakan bahan daun atau bunga kering yang ditekan atau
ditempel setelah dikeringkan. Esensi dari kerajinan ini adalah orang akan lebih
teliti dan ulet, serta dapat mengubah sikap pengerajin menjadi lebih bijak
secara filosofis. Jadi, hal ini juga dapat mempengaruhi tingkah laku bangsa
Jepang. Ketika seseorang menjadi lebih bijak, maka ia akan lebih berhati-hati
dalam menanggapi lawan bicaranya, agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi. Ia
juga akan mampu berkomunikasi yang baik, yang sederhana, yang memudahkan lawan
bicaranya untuk memahami apa yang ia sampaikan.
Karena
sifat universalnya, suatu masyarakat yang seprimitif apa pun kebudayaannya
tetap memiliki ketujuh unsur budaya yang telah disebutkan. Yang membedakannya
hanya tingkat kompleksitasnya. Semakin modern kebudayaan suatu masyarakat,
ketujuh unsur kebudayaan itu semakin berkembang. Keterkaitan satu sama lain
juga semakin rumit. Contoh, unsur budaya teknologi pada masyarakat primitif
biasanya hanya berupa peralatan untuk menunjang kegiatan mencari makan. Berbeda
dengan masyarakat modern yang budaya teknologinya dapat ditemukan di setiap
aspek kehidupan, tak hanya sebatas kegiatan untuk mencari makan.
Unsur
kebudayaan yang ada dalam masyarakat memiliki fungsi untuk memuaskan suatu
rangkaian hasrat atau naluri akan kebutuhan hidup manusia yang disebut basic human needs.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar