KLASIFIKASI GANGGUAN
ABNORMALITAS
Beberapa perilaku
dapat diklasifikasikan sebagai perilaku abnormal. Berdasarkan sifatnya perilaku
abnormal dapat digolongkan menjadi beberapa antara lain:
1.
Yang bersifat akut atau sementara, yang
disebabkan oleh perisiwa yang penuh dengan stress.
2.
Yang bersifat kronis dan selama-lamanya.
3.
Yang disebabkan oleh penyakit atau kerusakan
pada system saraf.
4.
Yang merupakan akibat dari lingkungan sosial
yang tidak menguntungkan dan pengalaman belajar yang keliru.
Menurut Atkinson dkk individual differences menjadikan
keunikan dari individu, sehingga tidak ada dua orang yang mengalami
kehidupannya secara sama persis. Namun, ada beberapa kesamaan yang dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa kategori keuntungan dan kelemahan dari penggolongan
terhadap perilaku abnormal.
→
Keuntungan jika kita menemukan berbagai macam
perilaku abnormal yang memiliki sebab yang berbeda-beda, kita dapat memilahkan
dengan kelompok individu menurut kesamaan perilaku dan kemudian mencari
kesamaan lainnya.
→
Kelemahan diabaikan konsep individual
differences, shingga ciri-ciri khusus pada pasien dapat dibedakan pula.
Teknik
Klasifikasi.
Klasifikasi gangguan jiwa dikenal dengan istilah diagnosis yang digunakan para
ahli jiwa di Amerika Serikat adalah Dignostic and Statistical Manual of
Mental Disorder, Fourth-Edition atau DSM-IV.
Menurut American
Psychiatric Association, diagnosis menurut DSM-IV disebut sebagai Multitaxial
Assessment, diklasifikasikan menjadi 4 taksis, yaitu:
Axis
|
Classification
|
Number
of Classification
|
Axis I
|
Clinical Disorders Other Condiion That May Be
a Focus of Clinical Attention
|
16
|
Axis II
|
Personality
Disorder Mental Retardation
|
12
|
Axis III
|
General Medical Condition
|
16
|
Axis IV
|
Psychological and Environmental
Problems
|
9
|
Axis V
|
Global Assesment of Functioning (GAS)
|
Scales:
1-100
|
Di Indonesia yang
digunakan adalah PPDGJ (Pedoman Penggolongan dan Diagnosa Gangguan Jiwa).
Diagnose berdasarkan PPDGJlima aksis . kelima aksis tersebut adalah:
→ Aksis I & II : seluruhnya dapat dilihat di dalam klasifikasi PPDGJ
→ Aksis II :
gangguan ciri kepribadian tertentu
→ Aksis III :
gangguan fisik
→ Aksis IV :
taraf stres psikososial
→ Aksis V :
taraf tertinggi dari fungsi penyesuaian dalam satu tahun terakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar